
Wahai pemuda Aceh, kalian adalah generasi pewaris para ulama dan syuhada. Jangan gadaikan jati diri hanya demi gengsi dunia. Jangan lemah oleh pengaruh media dan mode. Kembalilah kepada kemuliaan Islam. Tutuplah auratmu, jaga marwahmu, dan taubatlah selagi Allah masih membuka pintu-Nya.
***
Oleh: Tgk. Umar Rafsanjani
Membuka aurat, meskipun tampak sepele, sejatinya termasuk dalam kategori dosa besar. Ia bukan hanya melanggar batas-batas syariat, tapi juga membawa konsekuensi akhirat yang berat, ancaman neraka dan status kefasikan (fasiq) yang mencoreng integritas seorang muslim.
Celana pendek bagi laki-laki yang sering kali memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya ditutup adalah salah satu bentuk pembiaran terhadap aurat. Hal ini bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga membawa efek turun-temurun. Dosa anak bisa menjadi beban bagi orang tua, apalagi jika pembiaran itu disengaja atau karena ketidaktanggapan dalam mendidik.
Di akhirat kelak, setiap orang tua akan ditanya tentang amanah anak-anaknya. Jika anak dibiarkan tumbuh dalam budaya pamer aurat, orang tua pun bisa ikut menanggung akibatnya. Sungguh, ini perkara serius. Padahal, menutup aurat khususnya bagi laki-laki bukanlah sesuatu yang sulit. Bahkan, justru menambah wibawa, kesantunan, dan harga diri.
Namun sayangnya, hari ini kita menyaksikan banyak pemuda kita hanyut dalam arus budaya global yang mengikis nilai-nilai Islam. Mereka ikut-ikutan tren tanpa mempertimbangkan dampak agama dan akhirat. Mereka bangga dengan celana di atas lutut, tapi lupa bahwa setiap helai kain yang menutup aurat adalah bentuk ketundukan kepada Allah.
Wahai pemuda Aceh, kalian adalah generasi pewaris para ulama dan syuhada. Jangan gadaikan jati diri hanya demi gengsi dunia. Jangan lemah oleh pengaruh media dan mode. Kembalilah kepada kemuliaan Islam. Tutuplah auratmu, jaga marwahmu, dan taubatlah selagi Allah masih membuka pintu-Nya.
Aceh bukan bangsa lemah. Aceh adalah bangsa yang teuleubeh, teguh dan mulia asal tetap menjaga warisan syariat dan budaya Islam.
Semoga kita semua diberikan hidayah dan kekuatan untuk berubah.
- Tgk. H. Umar Rafsanjani. Lc. MA
Pimpinan Dayah Mini Aceh, Ketua Komisi C Mpu Kota Banda Aceh dan Aktivis Sosial